Ditekan Harga Sulfur, Proyek Smelter Nikel HPAL di RI Tak Mandek

Ditekan Harga Sulfur, Proyek Smelter Nikel HPAL di RI Tak Mandek

Bloomberg Technoz, Jakarta – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) melaporkan hingga saat ini belum ada pabrik pemurnian (smelter) nikel yang berbasis high pressure acid leach (HPAL) di Indonesia yang sampai berhenti beroperasi akibat marginnya tertekan kenaikan harga sulfur.

Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy Hartono mengatakan saat ini terdapat sembilan smelter HPAL yang sudah beroperasi dan lima yang masih dalam tahap konstruksi di Indonesia.

Dalam kondisi kenaikan harga sulfur sebagai bahan baku utama smelter hidrometalurgi tersebut, kata dia, belum tersiar kabar yang menyatakan pabrik HPAL yang sedang konstruksi menghentikan dan menunda rencana pembangunannya.

“Namun, tetap saja, kenaikan harga asam sulfat, serta penurunan harga nikel yang terjadi bersamaan, dalam kurun yang lama akan berdampak terhadap keekonomian operasional pabrik HPAL di Indonesia,” kata Sudirman saat dihubungi, Kamis (26/6/2025).

Sudirman menuturkan harga asam sulfat dunia dalam setahun terakhir memang mengalami tren kenaikan, terutama didorong oleh kenaikan harga sulfur yang merupakan bahan baku pembuatan asam sulfat serta permintaan yang tinggi dari berbagai sektor industri nikel dan agrokimia.

Dalam pengolahan nikel dengan teknologi HPAL, asam sulfat menjadi komponen utama dalam proses pelindian (leaching) untuk mengekstrak bijih nikel menjadi asam sulfat dan sulfat kobalt.

“Tentu saja, kenaikan harga asam sulfat ini memberikan dampak signifikan pada peningkatan biaya produksi, khususnya pada pabrik nikel HPAL yang beroperasi di Indonesia,” ujarnya.

Dia menilai kenaikan harga asam sulfat  makin diperburuk dengan tren penurunan harga nikel dalam satu tahun terakhir karena kondisi ekonomi global yang makin buruk akibat isu geopolitik serta permintaan nikel global yang turun.

Di sisi lain,  kenaikan harga asam sulfat di smelter HPAL berdampak signifikan khususnya keuntungan yang semakin tipis bagi produsen nikel hidrometalurgi tersebut.

Data lain dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mencatat, saat ini terdapat 10 proyek smelter HPAL di Tanah Air. Sebanyak 6 di antaranya sudah beroperasi, sedangkan 4 lainnya masih dalam tahap konstrumsi.

Enam smelter hidrometalurgi yang sudah beroperasi tersebut mencakup 15 lini produksi dengan kebutuhan bijih nikel sejumlah 62,25 juta ton basah atau wet metric ton (wmt). Empat yang masih dalam konstruksi mencakup 6 lini produksi dengan kebutuhan bijih nikel 56,94 juta wmt.

Secara kumulatif, kesepuluh smelter hidrometalurgi tersebut membutuhkan 119,20 juta wmt bijih.

Efisiensi Produksi

Secara terpisah, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel menyatakan bakal mengutamakan efisiensi di seluruh rantai produksi, termasuk pengadaan bahan baku dan bahan penunjang proses di tengah kenaikan harga sulfur.

“Upaya optimalisasi ini merupakan bagian dari strategi kami untuk menjaga keberlanjutan operasional meski di tengah tekanan biaya produksi,” kata Head of Investor Relations Harita Nickel Lukito Gozali saat dimintai konfirmasi.

Lukito mengungkapkan harga komoditas, termasuk sulfur, memang sangat fluktuatif dan menjadi salah satu tantangan dalam industri pengolahan mineral.

Harita Nickel, kata dia, memiliki fasilitas HPAL seperti PT Halmahera Persada Lygend (HPL) dan PT Obi Nickel Cobalt (ONC). Saat ini seluruhnya beroperasi dalam kapasitas penuh. Kedua fasilitas tersebut memiliki total kapasitas produksi hingga 120.000 ton kandungan nikel dalam mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun.

Adapun, MHP merupakan salah satu bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.

Argus Media belum lama ini melaporkan harga sulfur global mulai naik sejak pertengahan 2024 karena permintaan yang lebih kuat dari Maroko dan Indonesia.

Harga sulfur freight on board (FoB) Timur Tengah naik lebih dari tiga kali lipat menjadi US$285,5/ton FoB per 1 Mei dari US$86/ton tahun sebelumnya, menurut penilaian Argus. Harga sulfur granular cost on freight (CFR) Indonesia naik US$185/ton menjadi US$297/ton CFR selama periode yang sama.

Sementara itu, harga sulfur telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir, sedangkan harga nikel intermediet asal Indonesia sebagian besar berada dalam kisaran US$12.000—US$14.000/ton nikel yang sejak Januari 2024.

Harga nikel yang relatif datar dan kenaikan harga bahan baku membuat margin smelter HPAL makin menyempit. Margin laba kotor untuk produk MHP mendekati US$10.000/ton pada 2023 sebelum turun menjadi sekitar US$7.000/ton pada 2024, menurut perkiraan Argus.

Nikel diperdagangkan di level US$15.074/ton hari ini di London Metal Exchange (LME), naik 1,03% pada penutupan sebelumnya.

Sebelumnya, sekelompok perusahaan pelopor smelter nikel hidrometalurgi di Indonesia dengan biaya produksi terendah di dunia dilaporkan tengah terpukul oleh lonjakan harga sulfur, yang menghambat keuntungan mereka; tepat saat pasar dibebani dengan isu kelebihan pasokan bijih nikel.

Harga sulfur, bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi asam, telah naik lebih dari tiga kali lipat selama setahun terakhir, didorong oleh peningkatan permintaan.Hal itu menjadi masalah bagi smelter HPAL di Indonesia.

Meningkatnya pasokan logam nikel — komoditas penting untuk baterai mobil listrik — telah memicu penurunan harga nikel, dengan harga acuan di LME mencapai titik terendah sejak 2020 awal tahun ini.

Kemerosotan tersebut telah meningkatkan persaingan di antara para produsen, sehingga menimbulkan tantangan bagi industri pengolahan nikel, serta bagi pemerintah daerah, yang telah mempromosikan hilirisasi mineral sebagai cara untuk meningkatkan ekonomi di negara terbesar Asia Tenggara itu.

“Kita mungkin melihat suatu titik akhir tahun ini atau awal tahun depan ketika pabrik-pabrik HPAL mengalami margin yang sangat tipis,” kata Luigi Fan, seorang analis di SMM Information & Technology Co.

Namun, Fan mengingatkan bakal ada lebih banyak produsen HPAL yang kemungkinan besar akan beroperasi, karena harga kobalt —produk sampingan nikel — yang kuat.

Sumber : https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/75282/ditekan-harga-sulfur-proyek-smelter-nikel-hpal-di-ri-tak-mandek/2

Untuk Pendaftaran Keanggotaan Dapat Menghubungi Bagian Keanggotaan Sekretariat PERHAPI