Perhapi Tanggapi Potensi Kerjasama di Sektor Pertambangan Negara Uganda-Indonesia

Perhapi Tanggapi Potensi Kerjasama di Sektor Pertambangan Negara Uganda-Indonesia

NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Indonesia dan Pemerintah Uganda menggelar “Uganda-Indonesia Business Forum 2025”, yang mempertemukan antar pejabat pemerintah, pemimpin bisnis, dan investor dari kedua negara untuk membuka kolaborasi jangka panjang yang berkelanjutan.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Sudirman Widhy, saat menghadiri undangan menyampaikan tanggapannya terkait kerjasama ini. Ia menjelaskan forum ini bertujuan untuk menggali lebih dalam potensi ekonomi yang bisa dioptimalkan kedua negara, terutama di sektor perdagangan, pariwisata, serta sumber daya alam.

Widhy menilai bahwa meskipun hubungan perdagangan antara Indonesia dan Uganda sudah menunjukkan perkembangan positif, masih banyak peluang yang bisa digarap lebih lanjut, terutama dalam sektor sumber daya mineral, minyak, dan gas.

“Terkait Kerjasama Indonesia-Uganda, masih ada banyak peluang kerjasama yang dapat ditingkatkan mengingat potensi yang dimiliki di antara kedua negara sangat besar yang masih digarap baik dari sektor perdagangan, pariwisata, dan sumber daya mineral, minyak dan gas,” ungkapnya kepada nikel.co.id, Kamis (10/7/2025).

Widhy juga menambahkan bahwa perdagangan antara Indonesia dan Uganda telah menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.

“Menurut Ibu Wakil Menteri Perdagangan, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Uganda menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2020 hingga tahun 2024. Terdapat peningkatan sebesar 47,25% dari US$8,9 juta menjadi US$52,8 juta pada periode Januari-April 2025,” ungkapnya.

Meski demikian, ia juga mencatat adanya dominasi impor dari Uganda yang membuat neraca perdagangan masih belum seimbang, dengan Indonesia mengimpor sekitar US$44,3 juta dan mengekspor hanya sekitar US$8,4 juta, yang sebagian besar berupa stainless steel, minyak nabati, dan kaca.

Selain itu, Widhy mengungkapkan peluang besar yang dapat dimanfaatkan Indonesia, terutama dalam sektor pertambangan. Ia menyoroti potensi besar yang dimiliki Uganda dalam hal mineral, khususnya emas, tembaga, kobalt, dan bijih besi.

“Pemerintah Uganda menyampaikan jika pertambangan emas di negaranya saat ini masih banyak dikuasai oleh para penambang liar. Indonesia sudah memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam menangani masalah pertambangan emas tanpa izin yang juga banyak dilakukan di berbagai wilayah seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi,” jelas Widhy.

Melihat pengalaman Indonesia dalam menangani pertambangan emas liar, Widhy menawarkan solusi bagi Uganda.

“Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, seyogyanya kita bisa menawarkan kerjasama dengan pemerintah Uganda untuk penanganan masalah tambang emas liar mereka dan menggantinya dengan operasional pertambangan yang resmi ditunjuk pemerintah yang dapat menerapkan Good Mining Practice,” katanya.

Widhy juga mengungkapkan, PERHAPI bersama Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) juga dapat berperan penting dalam mengembangkan potensi pertambangan di Uganda.

Dirinya menekankan bahwa saat ini informasi mengenai jumlah potensi kandungan mineral di Uganda masih sangat terbatas dan tidak akurat. Oleh karena itu, Perhapi dan IAGI memiliki keahlian yang diperlukan untuk memberikan estimasi cadangan mineral yang lebih tepat dan sesuai standar internasional.

“Kombers KCMI, yang merupakan institusi yang dibentuk oleh PERHAPI dan IAGI, sudah diakui oleh Committee for Mineral Reserves International Reporting Standards (CRIRSCO),” jelasnya.

“Kami bisa menawarkan bantuan kepada pemerintah Uganda dalam mengembangkan standar estimasi perhitungan sumber daya dan cadangan mineral guna mendapatkan informasi yang lebih akurat sebelum ditawarkan kepada calon investor,” lanjut dia.

Meski banyak peluang yang bisa dikembangkan, Widhy juga mencatat bahwa hingga saat ini belum ada kerjasama nyata di sektor pertambangan antara Indonesia dan Uganda.

“Sepanjang pengamatan kami, saat ini belum ada kerjasama real di antara Indonesia dan Uganda di sektor pertambangan mineral. Namun, dengan potensi yang ada, sangat mungkin ada kerjasama lebih lanjut dalam waktu dekat,” ujarnya.

Forum ini menggarisbawahi bahwa meskipun kerjasama antara Indonesia dan Uganda di sektor pertambangan masih terbatas, peluang untuk memperkuat hubungan tersebut sangat besar.

Dengan keahlian dan pengalaman Indonesia, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran kunci dalam pengembangan industri pertambangan di Uganda, terutama dalam menangani masalah tambang ilegal dan meningkatkan kualitas data pertambangan.

Peluang kerjasama ini tentunya membuka pintu bagi berbagai sektor lainnya untuk berkembang lebih jauh, baik dalam bidang perdagangan, pariwisata, dan tentunya dalam sektor sumber daya alam yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. (Lili Handayani)

Sumber : https://nikel.co.id/2025/07/11/perhapi-tanggapi-potensi-kerjasama-di-sektor-pertambangan-negara-uganda-indonesia/

Untuk Pendaftaran Keanggotaan Dapat Menghubungi Bagian Keanggotaan Sekretariat PERHAPI